The Comments

Vietnam GP: Diunggulkan di tempat ketiga, Maria Febe melenggang ke semi final Vietnam GP: Alamsyah Yunus melenggang ke semi final Vietnam GP: Pasangan Fran Kurniawan/Bona Septano berhasil lolos ke semi final Indonesia targetkan dua gelar di BWF World Superseries Finals Sea Games 2013: Indonesia berharap all Indonesian final di sektor ganda campuran
Tampilkan postingan dengan label Headline News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Headline News. Tampilkan semua postingan

Jakarta Tuan Rumah Kejuaraan Dunia BWF 2015

Picture: BWF
Suara memekakkan telinga dan pemandangan warna-warni di dalam Stadion Istora Senayan akan menjadi latar belakang BWF World Championships 2015 karena Jakarta hari ini terpilih sebagai kota tuan rumah untuk event akbar tersebut.

Pengumuman tersebut langsung di sampaikan oleh Presedin BWF Poul-Erik Hoyer di Athena, Yunani. 

Jakarta mengalahkan kota Kunshan di provinsi Jiangsu, China untuk hak istimewa menggelar salah satu turnamen bulutangkis terbesar yang kembali ke Asia, setelah pada tahun 2014 kejuaraan dunia akan dilangsungkan di Kopenhagen, Denmark, Agustus mendatang.

Kota lain China, Dongguan (di Guangdong), menerima tawaran untuk menjadi tuan rumah BWF Sudirman Cup 2015, sedangkan BWF World Senior 
Championships akan di langsungkan di Helsingborg di Swedia.

Dua anggota delegasi Jakarta sangat gembira dengan berita itu dan berjanji Kejuaraan Dunia akan "setidaknya memiliki standar yang sama dengan Indonesia Open (acara Superseries Premier di kalender BWF World Superseries)" yang dikenal untuk suasana energik.

"Kami bersyukur dan kami akan menjadikannya salah satu dari Kejuaraan Dunia terbaik. Hal ini akan menjadi lebih baik daripada Indonesia Open dan semua orang tahu bagaimana menarik itu," kata Bambang (Rudy) Roedyanto, Kasusbid Hubungan Internasional PBSI.

Sementara itu, Presiden Badminton Swedia, Mats Tebben, mengatakan menjadi tuan rumah Kejuaraan dunia senior bisa meningkatnya jumlah orang tua bermain bulu tangkis di Swedia. "Terima kasih atas kesempatan untuk menjadi tuan rumah acara ini dan kami akan melakukan yang terbaik," tegasnya.

Wakil Walikota Dongguan, Yu Lijun, berjanji kepatuhan kotanya dengan semua kewajiban untuk menjadi tuan rumah Piala Sudirman (World Mixed Team Championships).

"Kami sangat senang. Saya berharap untuk melihat Anda semua di Dongguan. "

Sebelum pengumuman tersebut, pejabat dari semua empat kota kandidat membuat presentasi kepada Dewan BWF, menunjukkan bagaimana tawaran masing-masing memenuhi kriteria dan spesifikasi teknis untuk menjadi tuan rumah turnamen akbar tersebut.

(BWF-Badminton)

Photo Gallery Hong Kong Open Superseries 2013

(Photos by: Badminton Indonesia)

(Hong Kong Super Series 2013) Sony Gagal Rebut Gelar Juara di Hong Kong

Picture: Badminton Indonesia
Sony Dwi Kuncoro harus puas dengan posisi runner up pada turnamen Hong Kong Open Super Series 2013 setelah dikalahkan pemain ranking satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei, 13-21, 9-21. Lewat kemenangan ini, rekor pertemuan kian diungguli Chong Wei dengan skor 9-5, dimana empat pertemuan terakhir dimenangkan Chong Wei secara berturut-turut.

"Chong Wei tampil luar biasa. Saya tidak dapat mengimbangi kecepatannya, ketinggalan terus. Pertahanan Chong Wei juga sulit ditembus, saya sempat bingung dan terus mencari berbagai cara bagaimana mematikan bola," kata Sony yang dijumpai usai pertandingan.

"Di awal permainan, saya sebetulnya sudah bisa mengimbangi Chong Wei. Tetapi selanjutnya malah banyak mati-mati sendiri," tambahnya.

Pada awal pertandingan, duel Sony dan Chong Wei berlangsung sengit. Sony yang beberapa kali ketinggalan, terus menyamakan kedudukan. Sederet kesalahan beruntun yang dilakukan Sony membuat Chong Wei unggul jauh 17-10 dan Sony pun kehilangan game pertama.

"Sony sepertinya dapat menemukan permainan di awal game pertama. Tetapi Sony masih sering ragu-ragu dan banyak memberi bola lambung hingga ia terus diserang oleh Chong Wei. Sony juga kalah di permainan depan, masih kurang maksa," jelas Joko Suprianto, sang pelatih.

Pada game kedua, Chong Wei terus menekan dan tak membiarkan permainan Sony berkembang. Sony tak dapat berbuat banyak, ia terus tertinggal jauh hingga kedudukan 4-11 di interval game kedua hingga akhirnya kalah dengan skor cukup telak, 9-21.

"Sony tampil anti klimaks di babak final ini. Ia juga tidak bermain di kemampuan terbaiknya, masih under performed," Joko mengungkapkan.

China menjadi peraih gelar juara terbanyak pada turnamen berhadiah total 350 ribu dollar AS ini dengan dengan kemenangan di tunggal putri dan ganda putri lewat partai all Chinese final.

Hasil final Hong Kong open bisa di lihat di sini

(Badmintonindonesia.org)

(Hong Kong Super Series 2013) Indonesia Pastikan Tiket Final Tunggal Putra

Picture: Badminton Indonesia

Kemenangan Sony Dwi Kuncoro atas Kenichi Tago (Jepang), 23-21, 21-18, membuat Indonesia memastikan tiket babak final Hong Kong Super Series 2013. Pada babak semifinal, Sony akan berjumpa dengan sesama pemain Indonesia yaitu Tommy Sugiarto yang sudah lebih dulu lolos.

Sementara itu, Tago tampak frustasi setelah pertandingan. Pemain rangking empat dunia ini tercatat belum pernah sekalipun menang dalam tujuh kali pertemuan dengan Sony.

"Saya kecewa dengan hasil ini, namun dibanding sebelumnya, saya merasa sudah tampil lebih baik dengan bermain lebih agresif. Sony adalah pemain kelas dunia, saya rasa dia punya kesempatan untuk menjadi juara di turnamen ini," ucap Tago, pemain berusia 24 tahun ini.

"Tak ada strategi khusus dalam pertandingan melawan Tago. Hal yang paling penting buat saya adalah saya siap, jadi mau lawan siapa juga bisa. Di pertandingan tadi, saya merasa bisa lebih agresif dari Tago yang mengandalkan stroke dan permainan yang rapi," ujar Sony.

Pertemuan di babak semifinal Hong Kong Open Super Series 2013 adalah kali kedua buat Sony dan Tommy. Tommy sementara unggul 1-0 atas Sony lewat kemenangan rubber game, 22-20, 22-24, 21-13 di Taipei Open Grand Prix Gold 2011.

Baik Sony maupun Tommy yang sering latihan bersama di Pelatnas Cipayung, mengaku sudah mengantongi kelebihan dan kekurangan masing-masing.

"Saya kira peluang Tommy dan Sony imbang 50:50, kedua pemain punya kans untuk menang. Kondisi mereka juga sedang bagus," tutur Joko Suprianto, Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI.

Sony menjadi wakil Indonesia ketiga yang lolos ke semifinal. Sebelumnya, Tommy dan pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga melaju ke babak empat besar.
(Badmintonindonesia.org)

Lewati Pertarungan Sengit Melawan Ganda Rusia, Ahsan/Hendra ke Semifinal Hongkong Open

Picture: Badminton Indonesia


Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadi wakil Indonesia kedua setelah Tommy Sugiarto, yang berhasil lolos ke babak semifinal Hongkong Open Superseries 2013. Unggulan satu tersebut memenangi pertandingan perempat final melawan ganda Rusia, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov, dengan 21-15, 14-21, 22-20, di Stadion Hongkong Coliseum, Jumat (22/11/2013).

Ganda Rusia mampu mengimbagi kecepatan Ahsan/Hendra pada awal gamepertama. Namun, ganda Indonesia tetap bisa menguasai keadaan meski Ahsan sempat melindungi lapangan seorang diri karena raket Hendra terlempar ke luar lapangan. Juara Dunia 2013 ini menutup game dengan 21-15.

Performa Ahsan/Hendra menurun di game kedua. Ivanov/Sozonov memimpin cukup jauh 12-7. Ahsan/Hendra banyak melakukan kesalahan sendiri dangame ini menjadi milik ganda Rusia dengan 21-14.

Ahsan/Hendra lebih dulu unggul 10-6 di game ketiga. Namun Ivanov/Sozonov tak mau menyerah dan menyamakan angka 14-14. Dengan upaya keras, Ahsan/Hendra akhirnya memastikan kemenangan usai mengakhiri gamedengan 22-20.

Ganda peringkat satu dunia tersebut kini menunggu pemenang laga antara, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea) dan Sheng Mu Lee/Chia Hsin Tsai (Taiwan), yang akan jadi lawan mereka di semifinal.


(Kompas.com)

Eliminasi Wang Zhengming, Tommy ke Semifinal Hongkong Open

Picture: Badminton Indonesia

Tunggal putra Indonesia, Tommy Sugiarto sukses menumbangkan wakil China, Wang Zhengming, pada babak perempat final Hongkong Open Superseries 2013 yang berlangsung di Stadion Hongkong Coliseum, Jumat (22/11/2013). Tommy memenangi laga denganrubber game, 17-21, 21-9, 21-12, dalam 56 menit.

Pertandingan langsung memanas di game pertama. Tommy unggul 12-10 lewat serangan-serangan net tipis. Namun, dengan melakukan smes-smes keras, Wang menyamakan angka dan berbalik unggul 14-12 sebelum mengakhiri game pertama dengan 21-17.

Tommy bangkit di game kedua. Unggul cukup jauh 11-6 pada setengah game, Tommy tak memberi Wang kesempatan untuk melakukan smesnya yang berbahaya. Dengan pukulan-pukulan pendek, tunggal Indonesia menutupgame ini dengan skor telak, 21-9.

Tommy kembali dengan performa gemilang di game tiga. Tommy banyak melakukan smes keras dan memimpin jauh 11-6. Bermain lebih taktis, anak Icuk Sugiarto ini pun menyudahi game ini dengan 21-12.

Tommy pun berhak melaju ke semifinal, sekaligus memperbesar rekor pertemuannya atas Wang menjadi 2-1.

Indonesia masih memiliki satu wakil di nomor ini, yakni Sony Dwi Kuncoro, yang akan menghadapi unggulan tiga asal Jepang, Kenichi Tago, malam nanti. Pemenang laga tersebut akan menjadi lawan Tommy di babak semifinal, Sabtu (23/11/2013).

(Kompas.com)

Peringkat Satu Dunia, Hendra/Ahsan Penasaran dengan All England

Picture: Badminton Indonesia

Meskipun telah resmi dinobatkan sebagai pasangan terkuat dunia dengan menduduki peringkat nomor satu di jajaran BWF World Ranking, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengaku tak mau berpuas dengan pencapaian yang mereka raih selama ini.

Hendra/Ahsan, yang telah mengantongi gelar Juara Dunia 2013 yang merupakan salah satu titel paling diidamkan para pebulutangkis mana pun, masih mengincar sederet gelar lain pada tahun 2014.

"Saya masih penasaran dengan gelar All England. Selain itu, kami juga membidik gelar di Asian Games 2014 dan BWF World Championships 2014. Selama memperkuat tim Piala Thomas, saya juga belum pernah merasakan jadi juara. Jadi ingin sekali, begitu pun Piala Sudirman," beber Hendra kepadaBadmintonindonesia.org.

"Terakhir tahun 2009 jadi pasangan ranking satu dunia. Jadi sekarang senang bisa ranking satu lagi, tapi tidak boleh berlebihan karena kekuatan ganda putra dunia makin merata," tambah Hendra yang berasal dari klub Jaya Raya Jakarta.

Sebelum berpasangan dengan Ahsan, Hendra sudah pernah mencicipi rasanya menjadi ganda putra terbaik di dunia bersama Markis Kido. Bahkan keduanya sukses menggondol medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan gelar-gelar bergengsi lain. Namun, mereka tercatat belum pernah memenangi gelar All England. Tak heran jika Hendra berharap dapat mewujudkan impian untuk menjadi juara di turnamen tertua di dunia tersebut bersama Ahsan.

Buat Ahsan, menjadi pemain ranking satu dunia adalah yang pertama sepanjang karier bulu tangkisnya. Sebelum menjadi Juara Dunia 2013, Ahsan mengaku tak terpikir bisa menduduki posisi tertinggi di jajaran ganda putra kelas dunia.

"Gelar juara dunia memang gelar yang paling saya idam-idamkan. Setelah bisa meraih titel ini, baru terbayang bisa jadi ganda putra ranking satu dunia. Sebelumnya sih enggak kepikiran,"kata Ahsan, pemain yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan.

"Rasanya senang sekaligus bangga, apalagi sudah cukup lama juga Indonesia tidak menempatkan wakil di peringkat satu dunia. Ini merupakan hasil kerja keras saya, Koh Hendra dan pelatih kami, Koh Herry (Herry Iman Pierngadi)," imbuh pemain binaan klub Djarum ini.

Namun, senada dengan Hendra, Ahsan pun tak ingin cepat puas dengan apa yang telah mereka raih selama lebih kurang setahun berpasangan. Bukannya tak bersyukur dengan raihan prestasi selama ini, tetapi pasangan juara Malaysia Open Super Series, Indonesia Super Series Premier, Singapore Super Series, dan Japan Open Super Series 2013 ini masih berharap dapat memberikan lebih banyak prestasi yang dapat mengharumkan nama Merah Putih di kancah perbulutangkisan dunia.

"Jangan cepat puas, kami juga mesti banyak mengevaluasi permainan kami, apa saja yang masih kurang. Kami masih terus belajar dan meningkatkan kualitas. Saya juga tak enggan belajar dari teman, bahkan yunior-yunior saya di Pelatnas Cipayung. Kalau ada teknik pukulan mereka yang bagus, saya tanya dan diskusi, bagaimana mereka melakukannya," ucap Ahsan.

Sementara sang pelatih, Herry Iman Pierngadi, mengatakan bahwa pencapaian Hendra/Ahsan menuju ranking satu dunia yang diraih dalam kurun waktu satu tahun bisa dibilang hasil yang cukup baik untuk keduanya.

"Menyatukan dua pemain jadi satu pasangan ganda itu tidak mudah, butuh proses dan banyak pembelajaran. Hendra/Ahsan dengan kerja kerasnya mampu meraih gelar Juara Dunia dan jadi pasangan ranking satu dunia dalam waktu satu tahun, apalagi sekarang saingannya juga banyak yang bagus-bagus. Menurut saya, ini hasil yang cukup baik, semoga bisa menjadi motivasi untuk pemain yang lain," tutur Herry.


(Kompas.com)

(SEA Games Myanmar 2013) Muhammad Rijal Kembali Perkuat Tim SEA Games

Picture: Badminton Indonesia

Pemain spesialis ganda campuran Muhammad Rijal kembali memperkuat tim bulutangkis Indonesia pada pesta olahraga se Asia Tenggara, SEA Games Myanmar 2013 di Nay Pyi Taw, 10-14 Desember.

Sebelumnya diberitakan bahwa Rijal batal membela skuat Merah-Putih. Sang partner, Debby Susanto pun akhirnya akan dipasangkan dengan Ricky Karanda Suwardi, pemain ganda putra yang juga berada di tim inti dan bermain ganda putra bersama Berry Angriawan.

“Setelah berkomunikasi dengan pelatihnya (Richard Mainaky), Rijal menyatakan komitmen untuk melakukan persiapan yang baik jelang SEA Games 2013,” kata Ricky Soebagdja, Manajer Tim Bulutangkis Indonesia di SEA Games Myanmar 2013.

“Pertimbangan kedua adalah, bahwa kami harus tetap bisa meraih medali emas dari nomor ganda campuran. Nomor ini memang menjadi salah satu andalan,” tambah Ricky.

Rijal/Debby merupakan pasangan ganda campuran ranking tujuh dunia yang berpisah setelah Denmark Open Super Series Premier pada Oktober silam. Debby kemudian berpasangan dengan Ronald Alexander.

Sebanyak tiga medali emas dan dua medali perak ditargetkan tim bulutangkis Indonesia pada SEA Games Myanmar 2013. Ganda campuran menjadi salah satu nomor yang ditargetkan untuk mendulang medali emas bersama nomor ganda putra dan ganda putri. Sementara itu, nomor tunggal putra dan tunggal putri ditargetkan medali perak. (*)

Berikut daftar tim inti bulutangkis Indonesia pada SEA Games Myanmar 2013:

Tunggal Putra
Dionysius Hayom Rumbaka, Wisnu Yuli Prasetyo

Tunggal Putri
Aprilia Yuswandari, Bellaetrix Manuputty

Ganda Putra
Angga Pratama/Rian Agung Saputro, Ricky Karanda Suwardi/Berry Angriawan

Ganda Putri
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, Tiara Rosalia Nuraidah/Gebby Ristiyani Imawan

Ganda Campuran
Muhammad Rijal/Debby Susanto, Riky Widianto/Richi Puspita Dili

(Badminton Indonesia)

Flying Kevin, Julukan buat Kevin Sanjaya

Picture: Badminton Indonesia

Penampilan Kevin Sanjaya Sukamuljo selama ajang BWF World Junior Championships 2013 di Bangkok ternyata mengundang perhatian publik Thailand. Sampai-sampai Kevin diberi julukan "Flying Kevin".

Hal ini disampaikan oleh seorang reporter salah satu stasiun televisi lokal Thailand yang mewawancarai Kevin dan Masita Mahmudin usai pertandingan final ganda campuran di Stadion Huamark, Bangkok.

Ia mengatakan kepada Kevin bahwa masyarakat Thailand memberinya julukan "Flying Kevin" karena Kevin sering terlihat seolah terbang ke sana ke mari di lapangan.

Menanggapi hal ini, Kevin tersenyum sambil mengangguk seolah mengiyakan.

"Saya memang sering melakukan jumping smash saat bertanding di lapangan. Jadi kelihatannya seperti terbang," ucap Kevin.

Sayang Kevin belum berhasil memetik gelar juara pada turnamen bergengsi kelas junior ini. Dalam pertarungan final, Kevin/Masita ditaklukkan Huang Kaixiang/Chen Qingchen (China) lewat pertadingan sengit tiga game yang berakhir dengan skor tipis 18-21, 22-20, 21-23.

(Badminton Indonesia)

Features: Nathaniel, Perjuangan Pemain Indonesia Semata Wayang di Israel

Picture: Facebook
Kamis lalu (24/10/13) Nathaniel Ernestan Sulistyo menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang mengikuti turnamen berlevel Internasional Series, Hatzor International Israel 2013 yang berlangsung di Kota Kibutz Hatzor, Israel. Turnamen ini hanya berlangsung 3 hari saja. Turnamen ini pun tidak mempertandingkan babak kualifikasi, langsung ke babak utama. Nathan tidak datang sendiri, ia ditemani oleh papahnya yang selalu memberikan semangat padanya.

Di babak utama, Nathan berhasil melaju dengan mulus ke babak kedua utama setelah mengalahkan perwakilan tunggal putra asal Israel, Ilan Yusim dengan skor 21-12 21-13 selama 25 menit. Selang dua jam kemudian, Nathan kembali berjuang dengan perwakilan tunggal putra asal Israel, Afik Asulin, dengan skor 21-15 21-14 selama 25 menit.

Memasuki babak Perempat Final (25/10/13), Nathan bertemu dengan tunggal putra asal Perancis sekaligus merupakan pemain unggulan keempat, Arnaud Genin. Di set pertama, Nathan sempat tertinggal dengan skor 13-21. Namun semangat Nathan mulai membara, di set kedua Nathan berhasil unggul dengan skor 23-21. Di set ketiga Nathan mampu menunjukkan kegigihannya. Ia resmi melenggang ke babak Semi Final dengan skor 13-21 23-21 21-19 dalam waktu 56 menit.

Di hari yang sama, Nathan kembali bertanding melawan tunggal putra unggulan 1 asal Israel, Misha Zilberman. Sayang, Nathan harus mengakui keunggulan pemain Israel tersebut dengan skor 11-21 12-21 dalam waktu 32 menit. Selama bertanding, Nathan mengakui bahwa permainannya kurang sempurna karena bola yang selalu melebar di lapangan lawan.

Namun, Nathaniel merasa sangat senang karena ia bisa membawa nama Indonesia ke negara orang dan bisa menunjukkan bahwa Indonesia itu negara yang terbaik di bidang olahraga terutama bulu tangkis. Dibalik rasa senang yang di alami Nathan, ada pula yang membuat Nathan merasa sedih, karena ia tidak bisa membawa Indonesia ke puncak turnamen ini dan tidak ada pendukung Indonesia yang mendukungnya selama bertanding.

Ternyata, suasana di Israel tidak seperti yang kalian bayangkan. Selama Nathan bertanding di negara tersebut, semua aman terkendali dan tidak ada kerusuhan. Bahkan orang-orang disana baik dan ramah.

Perjuangan Nathaniel ternyata masih berlanjut. Ia akan mengikuti turnamen Bahrain International Series 2013 yang akan berlangsung di kota Manama, Bahrain, 30 Oktober - 3 November 2013. Nathan tidak sendiri lagi, akan ada teman seperjuangannya yang bermain disana. Semoga mereka bisa membawa nama Indonesia ke partai puncak turnamen ini.

(Meiga Parwidya)

Luar Biasa, Gideon/Kido Juara Perancis Super Series

Picture: Badminton Photo
Ganda putra Indonesia, Gideon Marcus Fernaldi/ Markis Kido sukses meraih gelar super series pertamanya dari ajang Yonex French Open Super Series 2013 yang berlangsung di Paris, Perancis hari Minggu (27/10) atau Senin (28/10) pagi waktu di Jakarta.

Di laga final turnamen berhadiah total USD 200,000 ini Gideon/Kido membungkam ganda Malaysia, Koo Kien Keat/ Tan Boon Heong unggulan empat dua game langsung dengan skor 21-16, 21-18.

Perjuangan luar biasa bagi Gideon/Kido yang kini berada di peringkat 65 dunia ini. Memulai laga di ajang super series ini dari babak kualifikasi dan harus memainkan dua laga untuk menembus babak utama.

China akhirnya meraih tiga gelar juara setelah di nomor tunggal putri Wang Shixian menaklukkan pebulutangkis Thailand, Porntip Buranaprasertsuk dua game langsung 21-18, 21-18. Dua gelar lainnya menjadi milik China setelah di nomor ganda putri dan ganda campuran terjadi final sesama pebulutangkis China.

Pasangan Bao Yixin/ Tang Jinhua merebut gelar juara ganda putri setelah menaklukkan pasangan Tian Qing/ Zhao Yunlei 21-13, 21-17.

Dan gelar juara ganda campuran menjadi milik pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei yang menekuk pasangan Xu Chen/ Ma Jin dengan skor 28-26, 21-17.

Kenichi Tago dari Jepang yang di semifinal sukses menekuk Lee Chong Wei gagal merebut gelar juara. Di laga final Tago takluk di tangan pebulutangkis Denmark, Jan O Jorgensen dalam pertarungan dua game dengan skor 21-19 23-21.

(Bulutangkis.com)

(BWF World Junior Championships 2013) Nusron Wahid : Pemain Junior Harus Diberi Banyak Kesempatan

Picture: Badminton Indonesia
Meskipun gagal memboyong Piala Suhandinata pada ajang BWF World Championships 2013, tim bulutangkis junior Indonesia dinilai sudah memberikan perjuangan maksimal. Pada babak final yang berlangsung pada Minggu, (27/10), Indonesia dikalahkan Korea, 2-3.

Hasil ini lebih baik jika dibandingkan pencapaian tahun lalu. Pada ajang BWF World Junior Championships 2012 di Chiba, Jepang, tim junior Indonesia terhenti di semifinal dan hanya menduduki peringkat keempat.

Lolos ke babak final WJC 2013 merupakan sejarah baru di dunia perbulutangkisan Indonesia. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000, tim Merah-Putih tercatat belum pernah menembus babak final.

Chef de Mission Indonesia, Nusron Wahid menyebutkan, para pemain muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi calon bintang bulutangkis dunia. Diharapkan mereka mendapat kesempatan lebih banyak untuk mengasah kemampuan dan memperbanyak pengalaman.

“Pemain-pemain junior harus mendapatkan kesempatan lebih banyak lagi untuk mengembangkan kemampuan mereka. Hasil ini membuktikan bahwa mereka punya potensi dan tidak kalah dengan negara-negara bulutangkis seperti China, Jepang, Korea, Thailand, dan Malaysia,” kata Nusron di Stadion Huamark, Bangkok, Thailand.

“Satu hal lagi yang harus dievaluasi. Mental pemain mesti diasah lagi. Kalau sedang tertinggal, harus punya keinginan besar untuk mengejar ketertinggalan,” tambahnya.

Dengan berakhirnya pertandingan beregu BWF World Junior Championships 2013, maka tim Indonesia akan segera bersiap untuk menghadapi pertandingan nomor perseorangan yang akan dimulai pada Selasa (29/10).
(Badmintonindonesia.org)

(Yonex Denmark Open 2013) Tontowi/Liliyana Gagal di Final

Picture: Badminton Indonesia

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal meraih gelar juara dalam ajang Denmark Open Super Series Premier 2013 di Odense. Mereka ditaklukkan unggulan pertama dari China, Zhang Nan/Zhao Yunlei, 11-21, 20-22.

Pada partai final yang berlangsung di Stadion Odense Sports Park, Minggu (20/10), Tontowi/Liliyana kalah cukup telak di game pertama. Menurut Nova Widianto, sang pelatih, di game tersebut Tontowi/Liliyana sempat mengendalikan permainan dan memimpin hingga 10-7.

“Di awal, mereka sudah bermain enak, tetapi saat pembukaan terima servis, mereka banyak mati-mati sendiri, jadi fokusnya hilang. Hal ini membuat lawan jadi percaya diri. Sebaliknya, Tontowi kelihatan panik dan tertekan, Liliyana jadi terpengaruh,” tutur Nova ketika dihubungi badmintonindonesia.org.

Hal serupa juga diungkapkan Liliyana. Pemain yang biasa disapa Butet ini mengaku terlalu banyak kesalahan sendiri yang menguntungkan lawan mereka. Liliyana juga memuji penampilan Zhang yang menurutnya dapat menikmati permainan sehingga tampil sangat baik pada pertandingan ini.

“Dari pertama main, sebetulnya saya sudah yakin menang. Kami sudah unggul di permainan depan dan memimpin perolehan angka. Tetapi di saat ini Tontowi banyak melakukan kesalahan yang tidak seharusnya terjadi. Mulai dari sinilah lawan semakin percaya diri dan mereka terus meraih poin demi poin, sulit dihentikan,” jelas Liliyana.

Saat unggul 20-17 di game kedua, Tontowi/Liliyana punya kesempatan besar untuk memperpanjang permainan hingga game ketiga. Sayangnya, poin mereka justru tersusul, Zhang/Zhao meraih lima poin berturut-turut dan akhirnya merebut gelar juara.

“Pada game kedua, Tontowi sebetulnya mulai percaya diri. Ia berani mengadu pukulan dan banyak menekan lawan. Saat memimpin 20-17, Tontowi/Liliyana terlalu terburu-buru dan kurang tenang,” imbuh Nova.

Sebelumnya, pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga gagal meraih gelar setelah dikalahkan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong (Korea), 19-21, 16-21.

Result Denmark Open bisa di lihat di: Yonex Denmark Open 2013

(Yonex Dutch GP 2013) Dua Tunggal Putri Terus Melaju

Badminton Photo

Hera Desi dan Maria Febe Kusumastuti, dua wakil Indonesia yang tersisa di turnamen Yonex Dutch Open 2013 berhasil meraih kemenangan hari ini (10/10) guna menancapkan langkahnya di babak delapan besar.

Hera Desi memastikan diri lolos usai menang dua game langsung atas Salakjit Ponsana dari Thailand dengan skor 21-16 21-19.

Sempat tertinggal 1-7, Hera balik memimpin 11-10 saat interval game pertama. Merasa di atas angin, tunggal putri Pelatnas itu terus menambah angka demi angka hingga sehingga mampu menutup game pertama.

Hera kembali tertinggal jauh di awal game kedua, tetapi mampu merapatkan jarak menjadi 10-11. Poin kedua pemain selalu rapat setelah interval. Salakjit sempat hampir memaksakan rubber game usai memimpin 19-18. Tapi, Desi memiliki yang memiliki semangat pantang menyerah balik unggul dan memenangi pertandingan.

Maria Febe Kusumastuti tidak mau kalah dari kompatriotnya itu. Berhadapan dengan unggulan keeenam asal China, Deng Xuan, Febe menang dengan skor dramatis, 11-21 21-19 22-20.

Di game pertama, Febe ketinggalan start hingga akhirnya tertinggal jauh dan kalah.

Febe balik memegang kendali permainan dan mampu unggul 18-13 di game kedua. Seperti pemain China lainnya yang memiliki mental yang kuat, Deng Xuan berhasil meraih lima angka beruntun dan membat skor menjadi sama 18-18. Tapi, Febe tetap mampu memaksakan rubber setelah menang 21-19.

Sempat tertinggal tiga angka, Febe balik memimpin di kedudukan 17-16. Semifinalis Indonesia GP Gold itu kemudian berhasil mencapai match point di kedudukan 20-18. Deng Xuen kembali memperlihatkan mental bajanya dan memaksakan deuce 20-20. Febe akhirnya mampu menutup laga dengan skor yang sangat dramatis itu.

Kemenangan keduanya membuat mereka menyusul ganda putri pasangan Anggia Shitta/Della Destiara Haris yang sudah terlebih dahulu memastikan diri lolos ke delapan besar. Sementara itu, pasangan Suci Andini Rizky/Jenna Gozali gagal melanjutkan pertandingan karena Jenna mengalami cedera di awal pertandingan.

(Ivan Jhansen)

(London GP Gold 2013) Eropa Berjaya di Rumah Sendiri

Picture: BWF
Para pemain dari "benua biru" menguasai partai final London GP Gold 2013 yang akan dilangsungkan hari ini (6/10). Delapan dari 10 tempat di final dikuasai oleh para atlet dari negara-negara di Eropa.

Negara-negara daratan Eropa benar-benar memanfaatkan turnamen yang diselenggarakan di rumahnya sendiri ini dengan menurunkan sebagian besar skuad utamanya. Sedangkan Benua Asia yang mayoritas diwakili oleh China dan Indonesia hanya mengirimkan pemain lapis kedua dan ketiganya.

Denmark menjadi pengirim wakil terbanyak di partai puncak melalui empat wakilnya. Jerman, Skotlandia, Spanyol, dan tuan rumah Inggris menyusul di belakang dengan menempatkan masing-masing satu wakil.

Dua tempat tersisa diisi oleh China di tunggal putra dan Indonesia melalui nomor ganda putra.

Denmark sendiri telah memastikan satu gelar usai terjadi All Denmark Final di nomor ganda putri. Denmark memang menurukan mayoritas pemain terbaiknya di turnamen yang baru pertama kali diselenggarakan ini.

Banyaknya pemain elite yang absen di sini dikarenakan dalam dua minggu ke depan akan ada turnamen dengan level lebih tinggi di Denmark dan Prancis.

Indonesia masih memegang asa meraih satu gelar di turnamen ini melalui pasangan Berry Angriawan/Ricky Karanda Suwardi yang akan berhadapan dengan unggulan pertama asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen.

(Ivan Jhansen)

(London Open Grand Prix Gold 2013) Comeback, Wang Xin dan Sayaka Sato Terus Melaju

Picture edited by: NBWF

Dua pemain yang sempat absen lama karena cedera, Wang Xin dan Sayaka Sato terus melanjutkan performa apiknya di turnamen London GPG ini. Mereka memastikan diri lolos ke perempat final usai mengalahkan lawan-lawannya kemarin (3/10).

Wang Xin, tunggal putri asal China menang atas Sashina Vignes Waran (Perancis) yang menempati unggulan keempat dengan dua game langsung, 21-9 21-18. Di babak perempat final hari ini (4/10), mantan pemain terbaik dunia itu akan berhadapan dengan unggulan keenam, Kristina Gavnholt (Ceko).

Sayaka Sato menyusul langkah Wang Xin untuk lolos ke delapan besar. Usai menumbangkan unggulan kedua sehari sebelumnya, kemarin Sato sukses mengalahkan tunggal putri Inggris, Sarah Walker dengan skor 21-14 21-12. Selanjutnya, Sato akan bertemu unggulan kelima, Kirsty Gilmour (Skotlandia) yang kemarin mengalahkan pebulutangkis Indonesia, Maria Febe.

Wang Xin dan Sayaka Sato sempat absen beberapa bulan setelah cedera yang diterima di Olimpiade London 2012 lalu. Sato mundur di babak enam belas besar saat bertemu dengan Tine Baun. Sementara Wang Xin harus merelakan kesempatan meraih medali perunggu kepada Saina Nehwal setelah mundur di game kedua.

Sebelum main di London, keduanya sempat melakukan debut di beberapa turnamen. Akan tetapi, mereka masih belum meraih hasil maksimal. Turnamen London GPG ini bisa jadi akan menjadi ajang comeback sesungguhnya bagi keduanya.

(Ivan Jhansen)

(London Open Grand Prix Gold 2013) Kalahkan China, Wakil Indonesia Terus Melaju


Tiga wakil Indonesia berhasil memenangi partai menghadapi wakil China di babak pertama turnamen London GPG kemarin (2/10).

Ganda campuran pasangan Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika menjadi wakil pertama yang menang. Lukhi/Annisa menang atas Kang Jun/Yaqiong Huang melalui pertarungan tiga set, 21-14 15-21 21-12.

Kemenangan kedua diraih ganda putri pasangan Suci Rizky Andini/Jenna Gozali. Suci/Jenna menang atas pasangan Huang Yaqiong/Zhu Mai Ci dengan skor kembar, 21-15. Bai Huang Yaqiong kekalahan itu mejadi yang kedua setelah sebelumnya takluk dari Lukhi/Annisa di nomor ganda campuran.

Tunggal putri Maria Febe Kusumastuti menutup parade pemain Indonesia yang lolos. Febe menang atas Hui Xuri juga dengan skor cantik, 21-18 21-18.

Secata total, dari tujuh wakil Indonesia yang bertanding kemarin, semuanya berhasil melanjutkan langkahnya ke babak kedua. Sementara itu empat wakil lainnya sudah menunggu di babak kedua terlebih dahulu karena tidak mendapat lawan bertanding.

(Ivan Jhansen)

Jordan/Vita Raih Gelar Ketiga

Picture: Badminton Indonesia (PBSI)

Ganda campuran pasangan Praveen Jordan/Vita Marissa sukses menambah pembendaharaan gelarnya di tahun ini menjadi tiga buah. Kali ini, pasangan yang berada di bawah naungan klub PB Djarum ini keluar sebagai juara Indonesia Open Grand Prix Gold 2013 usai di final mengandaaskan perlawanan "Sang Juara Dunia" Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir lewat pertarungan tiga game, 22-20 9-21 21-14.

Di awal game pertama Jordan/Vita bermain taktis dan menguasai jalannya pertandingan, sedangkan Tontowi/Butet lebih sering melakukan kesalahan sendiri. Lepas interval permainan Tontowi/Liliyana mulai keluar dan berhasil balik memimpin di kedudukan 20-17. Di posisi match point itu, ganda peraih dua gelar All England itu malah banyak melakukan kesalahan sendiri sehingga balik kalah 20-22.

Simon Akhiri Paceklik Gelar

Picture: Simon Santoso (PBSI)

Tunggal putra Simon Santoso akhirnya mengakhiri periode kelam dirinya beberapa waktu terakhir. Simon keluar sebagai juara Indonesia GPG 2013 usai di final sukes mengalahkan kompatriotnya, Dionysoius Hayom Rumbaka dua set langsung dengan skor 21-17 21-11.

"Kunci kemenangan saya hari ini adalah motivasi dan keinginan kuat untuk menang. Mungkin orang beranggapan kalau Simon menurun, tetapi saya membuktikan kalau masih bisa bersaing," ujar pemain 28 tahun ini.

"Saya bersyukur bisa juara lagi setelah sekian lama puasa gelar. Kemenangan ini adalah modal untuk membangun rasa percaya diri saya. Tetapi kekurangan saya masih banyak, dan perlu kerja keras," tambah Simon.

Simon terakhir kali berdiri di podium juara ketika menjuarai Indonesia Open Super Series 2013. Lambat laun, prestasi Simon menurun, salah satunya disebabkan sakit gondongan dan cedera pinggang yang dialaminya.

Peringkat dunia Simon pun menukik tajam dari posisi enam dunia menjadi 89 dunia saat ini.

Simon pun sempat diberi ultimatum sebelum Kejuaraan Dunia 2013 oleh Rexy Mainaky, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI. Ternyata, Simon tidak mampu menjawab ultimatum dari Rexy karena gagal di babak pertama Kejuaraan Dunia.

Simon pun sempat diberi sanski larangan bermain sehingga Ia urung bermain di Indonesia Super Series Premier, Juni lalu. Selanjutnya, Simon dijadwalkan akan mengikuti Denmark Super Series Premier dan French Open. Di kedua turnamen itu, Simon ahrus memulai kiprahnya dari babak kualifikasi.

Sementara itu, Hayom menerangkan kemenangan tanpa tanding di semifinal lalu membuat Ia tak mampu mengeluarkan performa terbaiknya hari ini. Kemarin, Hayom dinyatakan menang tanpa harus bertanding karena Sony Dwi Kuncoro, sang lawan mengalami cedera sebelum pertandingan.

"Pada babak sebelumnya, saya belum pernah mendapat tekanan karena lawan belum imbang. Di semifinal saya juga tidak bertanding, dari segi fisik memang fit, tetapi secara mental tidak menguntungkan, nggak dapat feel nya. Penampilan saya benar-benar diluar harapan," jelas Hayom.

Bagi Hayom raihan tahun ini seperti mengulang pencapaiannya tahun lalu sebagai runner up. Tahun lalu Hayom harus puas finis di posisi kedia usai dikalahkan Sony.

Secara keseluruhan Indonesia keluar sebagai juara dengan raihan tiga gelar juara disusul China dengan torehan dua gelar.

(Ivan Jhansen)

Vita Marissa: Saya akan Persembahkan Praveen untuk Bulu Tangkis Indonesia

Picture: PBSI & PB. Djarum

Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Vita Marissa, sukses meraih gelar ketiganya tahun ini di Yonex-Sunrise Indonesia Open Grand Prix Gold 2013, di GOR Amongraga, Yogyakarta, Minggu (29/9/2013). Mereka menjadi juara setelah mengalahkan unggulan pertama, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dengan rubber game 22-20, 9-21, 21-14, pada babak final.

Sebelumnya, ganda yang sekarang berada di peringkat 13 dunia tersebut, merebut gelar di New Zealand Grand Prix dan Malaysia Grand Prix Gold 2013.

Vita merupakan pemain senior yang sebelumnya juga pernah berpasangan dengan Liliyana di ganda putri. Meski sudah menginjak 32 tahun, ia masih bersemangat bermain bersama Praveen yang masih terbilang muda, 20 tahun.

"Karena saya juga sudah tidak muda, saya akan menikmati bermain bulu tangkis hingga 2-3 tahun ke depan. Saya senang bisa membawa Jordan sampai ke titik ini. Nanti, saya akan persembahkan Jordan untuk Indonesia. Semua akan tahu bahwa Indonesia memiliki pebulu tangkis muda yang berbakat," ungkap Vita usai pertandingan.

"Karena saya masih bisa dibilang junior, saya bermain tanpa beban, yang ada hanya motivasi bagaimana bisa bermain baik," aku Praveen.

Praveen/Vita memang mengakui, permainan Tontowi/Liliyana kemarin kurang baik dan banyak melakukan kesalahan sendiri. Sedangkan mereka tampil seperti biasa dan bermain lepas.

"Memang hari ini Tontowi banyak melakukan kesalahan sendiri. Tetapi, sebelumnya saat melawan mereka di Singapore Open, kami juga bermain ketat," kata Vita.

(kompas.com)